Rabu, 05 Desember 2012

AKU dan DIRINYA



Asal usul alen alen
Pasti hampir setiap hari dengar . ya, makanan sekaligus camilan khas kabupaten trenggalek ini adalah jajanan yang sangat digemari warga trenggalek bahkan sampai manca negara . apalagi alen alen juga menjadi kalimat lagu (syair) lagu daerah trenggalek. Tapi tahukah kamu asal usul alen alen?
Ok. Alen alen sudah ada di trenggalek sekitar tahun 1894. Jajanan itu dipelopori oleh bupati trenggalek ke III Kanjeng raden temanggung wijoyo kusumo beliau juga pernah menjadi Wedana Kaliboto Purworejo  Jawa Tengah.
Nah. Setelah menjadi Bupati Trenggalek, ia membuat karya monumental, seperti perbaikan jalan, pembuatan jalur kereta api mulai dari Tulungagung hingga stasiun pemberhentian terakhir di Tugu, mempermudahkan kab. Trenggalek , perayaan pasar malam pada hari besar nasional & agama seperti Mauludan & ulang tahun Ratu Wilhelmina dengan arak-arakan gunungan. Disamping itu juga pembangunan irigasi seperti Danau Bagong, Danau Cangkrung, dan Danau Widoso.
Selain karya monumental di atas, ada yang paling hebat yaitu seperti yang telah aku ceritakan di atas mempelopori jajanan khas Trenggalek. Alen-alen sebenarnya berasal dari daerah Kebumen atau Purworejo yang awalnya bernama Lanting. Disesuaikan lidah wong nggalek maka jajanan Lanting kemudian menjadi alen-alen.
Nah, itulah asal-usul alen-alen. Jadi kita harus tahu donk! Oleh karena itu, kita juga harus menghormati jasa-jasa KRT Wijoyokusumo yang juga sebagai kakek dari Pahlawan Nasional sekaligus pendiri TNI Jendral Urip Sumoharjo.

Karya Tulis Ilmiah



KATA PENGANTAR

       Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya kepada Penulis sehingga dapat segera menyelesaikan dan menyajikan Karya Tulis yang berjudul “Merangkai Karakter Remaja Lewat Lalu Lintas” ini dengan baik.
       Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan agar pembaca dapat memperoleh informasi tentang pentingnya tertib berlalu lintas dalam proses pembentukan karakter bangsa, terutama Bangsa Indonesia. Selain itu, karya tulis ini juga disusun untuk memenuhi lomba karya tulis keselamatan jalan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan Republik Indonesia.
Penulis berharap karya tulis ini dapat memberikan kontribusi bagi perkembangan wawasan bagi para pembaca serta masyarakat Indonesia pada umumnya.
       Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurana, oleh karena penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca.


                                                                             Trenggalek, 05 Oktober 2012


                                                                                               Penulis,








DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR                                                                                                 1
DAFTAR ISI                                                                                                               2
BAB I             PENDAHULUAN
                        1.1 Latar Belakang Masalah                                                               3         
                        1.2 Rumusan Masalah                                                                        3
                        1.3 Tujuan Penulisan                                                                          3
                        1.4 Manfaat Penulisan                                                                        3
BAB II                        PEMBAHASAN                                                                    4

BAB III          KESIMPULAN DAN SARAN
                        3.1       Kesimpulan                                                                            7
                        3.2       Saran                                                                                      8
DAFTAR PUSTAKA                                                                                                8
















BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang Masalah
Lalu Lintas merupakan gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sehingga kehidupan manusia di dunia, khususnya bangsa Indonesia  ini tidak lepas dari lalu lintas.
Akhir-akhir ini pemerintah semakin gencar untuk melakukan sosialisasi pembentukan karakter pemakai jalan. Sosialisasi tersebut dilakukan ke seluruh pelosok negeri hingga akhirnya lahirlah slogan “Saatnya Bertindak, Aksi Keselamatan Jalan Indonesia 2011-2020” terutama dalam bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Berbagai karakter positif dalam berlalu lintas selalu berusaha ditanamkan pemerintah kepada para generasi muda Indonesia terutama pada kalangan pelajar. Pembentukan karakter berlalu lintas ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam membentuk generasi muda Indonesia yang berkualitas dan menjadi ujung tombak bangsa Indonesia di percaturan dunia. Di dalam berlalu lintas, semua generasi dan golongan masyarakat bisa berbaur menjadi satu. Secara tidak tersirat, mereka menampakkan karakter mereka, yaitu ada yang disiplin, ada yang ugal-ugalan  dan sebagainya.
       Di kawasan Trenggalek yang masyarakatnya mayoritas tinggal di pedesaan masih sering sekali terjadi pelanggaran lalu lintas, dari pelanggaran ringan maupun berat. Contoh : pengemudi tidak memakai helm SNI, pejalan kaki menyeberang tidak pada zebra cross, pengemudi melanggar traffic light, pedagang kaki lima berjualan di atas trotoar dan parkir di area yang terdapat rambu larangan parkir. Pelanggaran-pelanggaran tersebut mayoritas dilakukan oleh pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa kita ini. Bagaimana negara mau maju jika masyarakatnya tidak taat pada aturan??? Tentunya ini menjadi masalah kita bersama demi kemajuan negara kita.
       Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengulasnya dalam karya tulis berjudul “Merangkai Karakter Remaja Lewat Lalu Lintas”.
1.2  Rumusan Masalah
       Rumusan Masalah dalam Karya Tulis ini adalah “Bagaimana cara pembentukan karakter remaja lewat  budaya tertib berlalu lintas di jalan?”

1.3  Tujuan Penulisan
       Tujuan Penulisan Karya Tulis ini adalah untuk menciptakan budaya tertib berlalu lintas dalam rangka menurunkan jumlah pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang ada.

1.4  Manfaat Penulisan
              Manfaat Penulisan Karya Tulis ini adalah sebagai berikut:
1.      Dapat mengetahui bahwa salah satu contoh pembentukan karakter pengguna jalan yaitu melalui budaya tertib berlalu lintas.
2.      Dapat lebih mengerti tentang tata cara budaya berlalu lintas yang baik dan benar.
3.      Dapat lebih mensosialisasikan cara berlalu lintas yang baik kepada para pengguna jalan khusunya kalangan remaja.
4.      Dapat mengetahui peran penting pendidik di bidang berlalu lintas dalam pembentukan karakter peserta didiknya ketika berkendara di jalan.


BAB II
PEMBAHASAN

Sebenarnya yang menjadi penyebab utama masyarakat Trenggalek khususnya para pelajar banyak melalukan pelanggaran lalu lintas yakni masih minimnya tingkat pengetahuan dan rendahnya kesadaran para pelajar mengenai pentingnya tertib berlalu lintas di jalan. Sehingga butuh suatu pendekatan dan pengarahan kepada para remaja untuk menggali suatu kesadaran dalam diri mereka mengenai tertib berlalu lintas.
Ada banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membudidayakan tertib berlalu lintas di kalangan remaja dalam rangka membentuk karakter bangsa Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut:
A.      Penanaman Moral Kepada Remaja
Contoh elemen yang harus menjadi panutan bagi generasi muda adalah sebagai berikut.
1.    Keluarga
Pendidikan pertama yang diterima manusia adalah di dalam keluarga. Faktanya, manusia mempelajari semua hal tentang hidup pertama kalinya adalah melalui interaksi dalam keluarga. Contohnya: belajar makan, berbicara, menulis, patuh dalam mematuhi aturan, dan lain-lain. Hal ini berlaku juga dalam berlalu lintas. Maka, perlu adanya komitmen antara orang tua untuk membiasakan diri menerapkan sikap tertib berlalu lintas, yang nantinya akan menular ke kebiasaan anaknya.

2.    Pendidikan / Sekolah
Setiap hari para remaja (pelajar) lebih lama menghabiskan waktunya di sekolah, sehingga sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan penting dalam pembentukan karakter generasi muda Indonesia. Di sekolah, para siswa diberi ilmu pengetahuan baik melalui pendidikan maupun pelatihan. Hal ini juga berlaku dalam upaya pendidikan tertib berlalu lintas. Para pendidik bisa mengajarkan teori-teori terlebih dahulu mengenai tata cara berlalu lintas yang baik dan benar, kemudian mengajak para peserta didiknya untuk menerapkannya di lapangan (di jalan). Misalnya,  para siswa diajari tata cara menggunakan helm yang benar lalu disuruh mempraktekkannya, sehingga pelajaran yang diberikan tersebut akan selalu diingat oleh para siswa tersebut.

3.    Petugas
Setelah keluarga dan pendidik, komponen yang penting selanjutnya adalah petugas. Disini petugas harus memberikan suatu contoh dan tauladan yang baik, karena jika ada petugas yang melanggar lalu lintas para remaja cenderung ikut-ikutan melanggar dan hal tersebut akan dilakukan secara terus menerus. Sehingga, mau tidak mau mereka harus bisa memberikan contoh yang baik dalam berlalu lintas. Bagaimanapun, mereka adalah penegak hukum dan panutan dalam berlalu lintas, bila mereka melanggar aturan yang telah mereka buat, lalu untuk apa aturan itu ada? Tentunya akan menjadi sebuah tanda tanya bagi kita semua.
Sebagai generasi muda yang baik juga perlu menumbuhkan sikap berani dan kritis dalam kehidupan sehari-hari, sehingga bila ada perilaku orang lain yang melanggar aturan, baik dari kalangan bawah maupun pejabat, maka generasi muda berani mengingatkan maupun menegur dengan halus kepada pihak yang melanggar aturan tersebut.

B.     Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu bentuk transfer informasi dari satu generasi ke generasi lainnya. Sudah tidak asing lagi di telinga kita bahwa upaya untuk menginformasikan sesuatu kepada masyarakat adalah dengan mengadakan seminar. Begitu juga dengan tertib berlalu lintas, perlu diadakan sosialisasi tentang undang-undangnya dan fungsi APILL (Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas). Alangkah baiknya bila seminar bukan hanya media penyebaran ilmu saja, namun juga sebagai fasilitas pengaduan masyarakat tentang  masalah-masalah yang ada dalam lalu lintas Indonesia. Sehingga masyarakat tidak hanya memendam kekecewaannya terhadap keadaan lalu lintas, namun petugas atau dinas yang terkait bisa mengetahui masalahnya dan bersama-sama menemukan solusinya.



C.     Penegakan hukum
Bila ada seseorang yang melanggar aturan dalam berlalu lintas, perlu adanya penindakan dari para aparat polisi lalu lintas. Tentunya hal ini harus dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga akan membuat para remaja enggan untuk melakukan pelangaran .
Bila generasi muda kita melihat bahwa sekecil apapun pelanggaran lalu lintas dikenai sanksi dan akan mendapat penindakan tegas dari aparat, maka mereka akan enggan untuk melakukan pelanggaran. Hal ini tentunya juga akan membentuk karakter disiplin dan taat aturan dalam jiwa geneasi muda Indonesia.


BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Keadaan lalu lintas yang kurang teratur dan disiplin telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan apabila tidak dilakukan upaya-upaya penanganan. Hal ini akan berdampak pula pada tujuan pemerintah yang ingin membangun karakter bangsa Indonesia yang mulai meluntur. Sehingga perlu adanya semacam kegiatan bimbingan baik dari keluarga, pendidik, maupun dari instansi terkait agar bisa membentuk generasi penerus masa depan yang berkarakter baik dan tertib dalam berlalu lintas.

B.     Saran
1.      Kepada para orang tua agar membiasakan diri bersikap tertib dalam berlalu lintas agar bisa menurun ke anak-anaknya.
2.      Kepada para pendidik agar bisa menciptakan lingkungan pendidikan yang tertib dan disiplin serta bernuansa lalu lintas.
3.      Kepada intansi terkait agar lebih mengadakan kegiatan penertiban dan pengadaan alat-alat lalu lintas yang masih belum kompleks.
DAFTAR PUSTAKA

Tata Cara Berlalu Lintas di Indonesia (Highway Code), tahun 2011.
Undang-undang No.22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.