KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat
Tuhan yang Maha Esa karena telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayahnya
kepada Penulis sehingga dapat segera menyelesaikan dan menyajikan Karya Tulis
yang berjudul “Merangkai Karakter Remaja Lewat Lalu Lintas” ini dengan baik.
Penyusunan karya tulis ini dimaksudkan
agar pembaca dapat memperoleh informasi tentang pentingnya tertib berlalu
lintas dalam proses pembentukan karakter bangsa, terutama Bangsa Indonesia.
Selain itu, karya tulis ini juga disusun untuk memenuhi lomba karya tulis
keselamatan jalan yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan Republik
Indonesia.
Penulis berharap karya tulis ini dapat
memberikan kontribusi bagi perkembangan wawasan bagi para pembaca serta masyarakat
Indonesia pada umumnya.
Dalam penyusunan karya tulis ini,
penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari sempurana, oleh karena
penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun
dari para pembaca.
Trenggalek, 05 Oktober 2012
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 1
DAFTAR ISI 2
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah 3
1.2
Rumusan Masalah 3
1.3
Tujuan Penulisan 3
1.4
Manfaat Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN 4
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan 7
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 8
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang Masalah
Lalu
Lintas merupakan gerak kendaraan dan orang di ruang lalu lintas jalan. Sehingga
kehidupan manusia di dunia, khususnya bangsa Indonesia ini tidak lepas dari lalu lintas.
Akhir-akhir ini
pemerintah semakin gencar untuk melakukan sosialisasi pembentukan karakter
pemakai jalan. Sosialisasi tersebut dilakukan ke seluruh pelosok negeri hingga
akhirnya lahirlah slogan “Saatnya Bertindak, Aksi Keselamatan Jalan Indonesia
2011-2020” terutama dalam bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Berbagai
karakter positif dalam berlalu lintas selalu berusaha ditanamkan pemerintah
kepada para generasi muda Indonesia terutama pada kalangan pelajar. Pembentukan
karakter berlalu lintas ini merupakan salah satu upaya pemerintah dalam
membentuk generasi muda Indonesia yang berkualitas dan menjadi ujung tombak
bangsa Indonesia di percaturan dunia. Di dalam berlalu lintas, semua generasi
dan golongan masyarakat bisa berbaur menjadi satu. Secara tidak tersirat,
mereka menampakkan karakter mereka, yaitu ada yang disiplin, ada yang
ugal-ugalan dan sebagainya.
Di kawasan Trenggalek yang masyarakatnya
mayoritas tinggal di pedesaan masih sering sekali terjadi pelanggaran lalu
lintas, dari pelanggaran ringan maupun berat. Contoh : pengemudi tidak memakai
helm SNI, pejalan kaki menyeberang tidak pada zebra cross, pengemudi melanggar traffic
light, pedagang kaki lima berjualan di atas trotoar dan parkir di area yang
terdapat rambu larangan parkir. Pelanggaran-pelanggaran tersebut mayoritas
dilakukan oleh pelajar yang merupakan generasi penerus bangsa kita ini.
Bagaimana negara mau maju jika masyarakatnya tidak taat pada aturan??? Tentunya
ini menjadi masalah kita bersama demi kemajuan negara kita.
Oleh karena itu penulis tertarik untuk
mengulasnya dalam karya tulis berjudul “Merangkai Karakter Remaja Lewat Lalu
Lintas”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan Masalah dalam Karya Tulis ini
adalah “Bagaimana cara pembentukan karakter remaja lewat budaya tertib berlalu lintas di jalan?”
1.3 Tujuan Penulisan
Tujuan Penulisan Karya Tulis ini adalah
untuk menciptakan budaya tertib berlalu lintas dalam rangka menurunkan jumlah
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas yang ada.
1.4 Manfaat Penulisan
Manfaat Penulisan Karya Tulis ini
adalah sebagai berikut:
1.
Dapat mengetahui bahwa salah satu contoh
pembentukan karakter pengguna jalan yaitu melalui budaya tertib berlalu lintas.
2.
Dapat lebih mengerti tentang tata cara
budaya berlalu lintas yang baik dan benar.
3.
Dapat lebih mensosialisasikan cara
berlalu lintas yang baik kepada para pengguna jalan khusunya kalangan remaja.
4.
Dapat mengetahui peran penting pendidik
di bidang berlalu lintas dalam pembentukan karakter peserta didiknya ketika berkendara
di jalan.
BAB II
PEMBAHASAN
Sebenarnya yang menjadi penyebab utama
masyarakat Trenggalek khususnya para pelajar banyak melalukan pelanggaran lalu
lintas yakni masih minimnya tingkat pengetahuan dan rendahnya kesadaran para pelajar
mengenai pentingnya tertib berlalu lintas di jalan. Sehingga butuh suatu
pendekatan dan pengarahan kepada para remaja untuk menggali suatu kesadaran
dalam diri mereka mengenai tertib berlalu lintas.
Ada
banyak cara yang bisa kita lakukan untuk membudidayakan tertib berlalu lintas di
kalangan remaja dalam rangka membentuk karakter bangsa Indonesia, diantaranya
adalah sebagai berikut:
1.
2.
A.
Penanaman Moral Kepada Remaja
Contoh elemen yang
harus menjadi panutan bagi generasi muda adalah sebagai berikut.
1. Keluarga
Pendidikan
pertama yang diterima manusia adalah di dalam keluarga. Faktanya, manusia mempelajari
semua hal tentang hidup pertama kalinya adalah melalui interaksi dalam
keluarga. Contohnya: belajar makan, berbicara, menulis, patuh dalam mematuhi
aturan, dan lain-lain. Hal ini berlaku juga dalam berlalu lintas. Maka, perlu
adanya komitmen antara orang tua untuk membiasakan diri menerapkan sikap tertib
berlalu lintas, yang nantinya akan menular ke kebiasaan anaknya.
2. Pendidikan
/ Sekolah
Setiap
hari para remaja (pelajar) lebih lama menghabiskan waktunya di sekolah,
sehingga sekolah merupakan lingkungan kedua yang berperan penting dalam
pembentukan karakter generasi muda Indonesia. Di sekolah, para siswa diberi ilmu
pengetahuan baik melalui pendidikan maupun pelatihan. Hal ini juga berlaku
dalam upaya pendidikan tertib berlalu lintas. Para pendidik bisa mengajarkan
teori-teori terlebih dahulu mengenai tata cara berlalu lintas yang baik dan
benar, kemudian mengajak para peserta didiknya untuk menerapkannya di lapangan
(di jalan). Misalnya, para siswa diajari
tata cara menggunakan helm yang benar lalu disuruh mempraktekkannya, sehingga
pelajaran yang diberikan tersebut akan selalu diingat oleh para siswa tersebut.
3. Petugas
Setelah
keluarga dan pendidik, komponen yang penting selanjutnya adalah petugas. Disini
petugas harus memberikan suatu contoh dan tauladan yang baik, karena jika ada
petugas yang melanggar lalu lintas para remaja cenderung ikut-ikutan melanggar
dan hal tersebut akan dilakukan secara terus menerus. Sehingga, mau tidak mau
mereka harus bisa memberikan contoh yang baik dalam berlalu lintas.
Bagaimanapun, mereka adalah penegak hukum dan panutan dalam berlalu lintas,
bila mereka melanggar aturan yang telah mereka buat, lalu untuk apa aturan itu
ada? Tentunya akan menjadi sebuah tanda tanya bagi kita semua.
Sebagai
generasi muda yang baik juga perlu menumbuhkan sikap berani dan kritis dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga bila ada perilaku orang lain yang melanggar
aturan, baik dari kalangan bawah maupun pejabat, maka generasi muda berani
mengingatkan maupun menegur dengan halus kepada pihak yang melanggar aturan
tersebut.
B. Sosialisasi
Sosialisasi adalah suatu bentuk
transfer informasi dari satu generasi ke generasi lainnya. Sudah tidak asing
lagi di telinga kita bahwa upaya untuk menginformasikan sesuatu kepada
masyarakat adalah dengan mengadakan seminar. Begitu juga dengan tertib berlalu
lintas, perlu diadakan sosialisasi tentang undang-undangnya dan fungsi APILL
(Alat Pemberi Isyarat Lalu Lintas). Alangkah baiknya bila seminar bukan hanya
media penyebaran ilmu saja, namun juga sebagai fasilitas pengaduan masyarakat
tentang masalah-masalah yang ada dalam
lalu lintas Indonesia. Sehingga masyarakat tidak hanya memendam kekecewaannya
terhadap keadaan lalu lintas, namun petugas atau dinas yang terkait bisa
mengetahui masalahnya dan bersama-sama menemukan solusinya.
C. Penegakan hukum
Bila
ada seseorang yang melanggar aturan dalam berlalu lintas, perlu adanya
penindakan dari para aparat polisi lalu lintas. Tentunya hal ini harus
dilakukan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga akan membuat para remaja
enggan untuk melakukan pelangaran .
Bila generasi muda kita melihat
bahwa sekecil apapun pelanggaran lalu lintas dikenai sanksi dan akan mendapat
penindakan tegas dari aparat, maka mereka akan enggan untuk melakukan pelanggaran.
Hal ini tentunya juga akan membentuk karakter disiplin dan taat aturan dalam
jiwa geneasi muda Indonesia.
BAB III
PENUTUP
D.
A.
Kesimpulan
Keadaan lalu lintas yang kurang teratur dan disiplin
telah mencapai tingkat yang mengkhawatirkan apabila tidak dilakukan upaya-upaya
penanganan. Hal ini akan berdampak pula pada tujuan pemerintah yang ingin
membangun karakter bangsa Indonesia yang mulai meluntur. Sehingga perlu adanya
semacam kegiatan bimbingan baik dari keluarga, pendidik, maupun dari instansi
terkait agar bisa membentuk generasi penerus masa depan yang berkarakter baik
dan tertib dalam berlalu lintas.
B.
Saran
1.
2.
3.
3.1.
3.2.
1.
Kepada para orang tua agar membiasakan diri
bersikap tertib dalam berlalu lintas agar bisa menurun ke anak-anaknya.
2.
Kepada para pendidik agar bisa menciptakan
lingkungan pendidikan yang tertib dan disiplin serta bernuansa lalu lintas.
3.
Kepada intansi terkait agar lebih mengadakan kegiatan
penertiban dan pengadaan alat-alat lalu lintas yang masih belum kompleks.
DAFTAR PUSTAKA
Tata Cara Berlalu Lintas di
Indonesia (Highway Code), tahun 2011.
Undang-undang No.22 Tahun 2009
tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.