Minggu, 30 Maret 2014

GUNUNG KUNING DI ATAS PERAHU

Penasaran dengan maksud dari gunung kuning di atas perahu? Simak bacaan singkat berikut dan temukan jawabannya. Mungkin bagi orang-orang Jawa Timur bagian selatan sudah tidak asing lagi dengan kalimat tersebut. Gunung kuning di atas perahu merupakan suatu adat dari masyarakat pesisir Prigi Trenggalek yang biasa disebut dengan larung sembonyo. Mitos masyarakat tentang pembuatan kawasan teluk prigi merupakan cikal bakal dari upacara adat larung sembonyo tersebut. Meskipun mayoritas beragama islam namun masyarakat pantai prigi tentap menjaga dan melaksanakan budaya nenek moyang ini sebagai warisan luhur budaya bangsa. Seperti yang kita ketahui, bahwa pantai prigi merupakan salah satu aset wisata di kabupaten Trenggalek yang menyajikan pemandangan pantai dan keelokan dari pasir putih. Ditambah dengan upaca larung sembonyo akan semakin menawan daerah prigi tersebut. Upacara larung sembonyo sendiri dilakukan untuk menghormati leluhur yang telah babad pantai prigi. Menurut cerita rakyat, tokoh yang telah babad pantai prigi bernama Tumenggung Yudhanegara, seorang prajurit dari Mataram. Konon prigi merupakan daerah yang sangat angker sehingga tidak ada orang yang berani tinggal disana. Tumenggung Yudhanegara berhasil babad daerah tersebut setelah menikahi putri Gambar Inten, seorang putri dari penguasa ghaib disana. Sehingga untuk mengenang perkawinan tersebut dalam larung sembonyo dibuatlah miniature pengantin.
Rangkaian acara sembonyo diawali dengan kirab tumpeng agung yang berwarna kuning dan miniatur tempat pelaminan beserta pengantinnya. Kirab ini diikuti oleh para sesepuh dan masyarakat serta diiringi dengan kesenian-kesenian tadisional. Selain itu kirab juga diikuti oleh aparatur pemerintahan seperti bupati, wakil bupati, camat watulimo, dan perangkat desa watulimo.  Setelah kirab kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dari bupati dan setelah itu acara kesenian tayub secara simbolis dengan melantunkan beberapa gending lagu.  Ritual acara dilanjutkan dengan slametan, kemudian larung tumpeng agung dan sembonyo.
Saat upacara ini biasanya antusiasme masyarakat sangat tinggi, banyak pengunjung baik yang dari luar daerah maupun luar kabupaten berbondong-bondong ke prigi untuk menyaksikan upacara adat tersebut.  Larung sembonyo merupakan salah satu budaya lokal yang perlu dilestarikan sebagai kearifan budaya Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar